Aah Biasa

Welcome To My Blog (Aah Biasa)

Selasa, 10 April 2012

Contoh KTI kebidanan.-1

 
BAB 1
PENDAHULUAN




I.1. Latar Belakang
Berbicara merupakan sarana berkomunikasi, untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, semua individu harus dapat menguasai dua fungsi yang berbeda, kemampuan menangkap maksud yang ingin dikomunikasikan oleh orang lain dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti. Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial.

Walaupun dengan cara yang lain mereka mungkin mampu berkomunikasi dengan anggota kelompok sosial, sebelum mereka mampu berbicara dengan anggota kelompok, peran mereka dalam kelompok tersebut akan sangat kecil.

Seperti halnya dengan permasalahan yang lainnya masalah perkembangan berbicara anak memerlukan penanganan yang cukup serius, dalam hal ini peranan orang tua (ibu) sebagai orang yang lebih dekat dengan anak dituntut peranannya secara maksimal dalam memberikan  stimulasi perkembangan terhadap anak. Jika anak telah lahir, maka rangsangan harus disesuaikan dengan usianya, yang paling baik adalah dengan menimang bayi meskipun bayi belum bisa apa-apa rangsangan harus tetap diteruskan, adanya rangsangan secara kontinue akan merangsang otak anak untuk menerima informasi dari lingkungan sekitarnya. Bayi yang baru lahir  mampu melokalisir suara dengan menoleh ke kanan dan kiri ke arah asal suara. Adapun dampak yang akan ditimbulkan jika perkembangan berbicara anak terhambat yaitu hubungan sosial anak akan terhambat juga dan hal yang ini berpengaruh pula terhadap penyesuaian sosial anak, dan jenis penyesuaian sosial anak akan mempengaruhi terhadap penyesuaian pribadi anak (Hurlock, 1996).
Berdasarkan data survey bulan Maret 2007 yang ada di POSYANDU yang ada di dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi yang didapat selama satu minggu, bahwa jumlah ibu yang mempunyai anak usia 12 – 15  bulan sebanyak 30 orang dan yang mengalami keterlambatan bicara sebanyak 11 anak. Kesulitan berkomunikasi dan berbicara pada anak merupakan masalah yang banyak dikeluhkan oleh para orang tua. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya peran aktif keluarga dalam memberi rangsangan kata-kata, kekurangan rangsangan inilah yang jarang disadari oleh orang tua. Data survey dapat di lihat di :

I.2. Identifikasi Masalah
Penelitiuan ini dilakukan di Dusun Tanah baru  RT/RW :06/02 Desa Harja Mekar Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi terletak di sebelah barat kota Bekasi yang  berjarak sekitar 40 km dari kota bekasi
Dilihat dari letak geografisnya dusun Tanah Baru merupakan Dusun agraris, dimana masyarakatnya mayoritas petani, meski ada sebagian yang berdagang tetapi untuk sehari – harinya tetap bercocok tanam, dan ada sebagian yang merantau kekota lain. Kehidupan sosial budaya masyarakat dusun Tanah Baruhampir seratus persen beragama Islam.
Ditinjau dari segi perekonomian masyarakat yang sebagian petani, dapat dikatakan golongan ekonomi yang rata – rata menengah kebawah. Sehingga sangat berpengaruh terhadap tingkat pendidikan. Pendidikan yang kurang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan masyarakat, terutama pengetahuan  ibu dalam kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan, dilihat dari catatan yang diperoleh pada waktu POSYANDU didusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi ada anak yang mengalami keterlambatan dan gangguan dalam berbicara sejumlah 11 anak.

I.3.  Rumusan Masalah
”Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan yang ada didusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi ?



BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

II.1. Tujuan Penelitian
II.1.1.  Tujuan Umum
        Mengetahui  pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi.

II.1.2. Tujuan Khusus
1.   Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan
2.   Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan berbasarkan usia
3.   Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan berbasarkan pendidikan 
4.   Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan berbasarkan pekerjaan
5.   Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan berbasarkan paritas



  
II.2 Manfaat Penelitian
1.   Manfaat bagi masyarakat
            Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai wacana baru untuk menambah pengetahuan keluarga khususnya ibu yang mempunyai anak usia 12 – 15 bulan
2 .  Manfaat bagi peneliti
        Menambah pengetahuan baru bagi peneliti  tentang pengetahuan ibu dalam memantau kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan.
3.         Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah kepustakaan dan sebagai literatur pustaka untuk penelitian berikutnya.



BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

III.1  Konsep Dasar Pengetahuan
III.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan hal yang terjadi setelah orang telah melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overbehavior) dari pengalaman dan penelitian. Ternyata perilaku didasari oleh penelitian akan langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan "What" (Notoatmodjo, 2005).

III.1.2 Cara memperoleh Pengetahuan
        Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni


1.   Cara Tradisional / non ilmiah
    Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang termasuk cara ini adalah:
1.   Cara coba salah (Trial and Error) cara paling tradisional yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan. Metode ini digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.
2.   Cara Kekuasaan atau otoritas yaitu diperoleh berdasarkan otoritas pemerintah, agama maupun ahli ilmu pengetahuan diterima tanpa diuji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
3.   Berdasarkan Pengalaman Pribadi, Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Kemampuan untuk menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah penting untuk pola penalaran manusia. Pengalaman individu mempunyai keterbatasan pemahaman yaitu pengalaman mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi dan penilaian yang bersifat subjektif.
4.   Melalui Jalan Pikiran adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara penalaran untuk memperoleh kebenaran jalan pikiran baik secara induksi maupun deduksi. Secara induksi maksudnya adalah penarikan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus (Notoatmodjo, 2003).


2.   Cara modern atau Cara ilmiah
    Pendekatan ilmiah adalah pendekatan paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistimatis serta dalam mengumpulkan dan menganalisa data didasarkan pada prinsip vailiditas dan rehabilitas kombinasi dengan yang logis dengan pendekatan induktif maupun deduktif, mampu menciptakan sistem problem solving lebih akurat dan tepat dari cara tradisional (Nursalam, 2001).
III.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1.   Usia
    Pada usia dua puluhan orang telah memiliki kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi yang baru misalnya mengingat hal–hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogi dan berfikir kreatif. Sekitar awal atau pengetahuan umur tiga puluhan kebanyakan orang muda telah mampu memecahkan masalah – masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional      (Notoatmodjo, 2003).  
2.   Tingkat Pendidikan
Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah (Mochtar, 1998). Tingkat pendidikan yang terlalu rendah, akan sulit mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Efendi, 1998).


3.   Pekerjaan
    Pengelompokan ini didasarkan pada teori bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan melakukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan cenderung mempunyai banyak waktu untuk tukar pendapat / pengalaman antar teman dalam kantornya (Notoatmodjo, 2003).
4.   Paritas
Seseorang yang sudah pernah melahirkan akan mempunyai pengetahuan tentang kelahiran yang lalu yang dipergunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Notoatmodjo. S, 2002)
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. (Maimunah, Siti 2005)
Menurut Manuaba (1998) paritas dibagi menjadi :
a.    Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali
b.   Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan itu tidak lebih dari lima kali.
c.    Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.

III.1.3 Tingkatan Ilmu Pengetahuan
        Pengetahuan mempunyai 5 tingkatan :
1.   Tahu (Know) Biasanya jenis pengetahuan ini berkaitan dengan “pengetahuan bahwa” hanya saja “tahu mengapa” berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini tidak hanya berhenti pada informasi yang ada. Pengetahuan model ini merupakan pengetahuan tertinggi dan mendalam sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah.
2.   Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.
3.   Aplikasi (Aplication), aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi juga diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.
4.   Analisis (Analysis).Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek kedalam komponen tapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5.   Sintesis (Syntesis) Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan dan menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun forkulasi baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi dan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
III.1.3 Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan
        Roger mengemukakan bahwa suatu pesan yang diterima oleh setiap individu akan melalui 5 tahapan yang telah diungkapkan oleh Effendi N, 1995 sebagai berikut :
1.   Anwareness
Anwareness adalah dimana seseorang sadar bahwa itu adanya suatu pesan yang disampaikan.
2.   Interest
Interest adalah seseorang mulai tertarik akan isi pesan yang disampaikan.

3.   Evaluation
Evaluation adalah tahap dimana penerima pesan mulai mengadakan penilaian keuntungan dan kerugian dari isi pesan yang disampaikan.
4.   Trial
Trial adalah tahap dimana penerima pesan mencoba mempraktekkan isi pesan yang didengar.
5.   Adaption
Adaption adalah tahap dimana penerima pesan mempraktekkan dan melaksanakan isi pesan dalam kehidupan sehari-hari.



III.2. Konsep Bahasa, Bicara
Bahasa merupakan ungkapan suara-suara, suara-suara ini dihasilkan oleh gerakan otot dan di tangkap oleh telinga. Fase-fase perkembangan bahasa dimulai dari jeritan dan teriakan, kemudian ocehan yang sporadis, ocehan yang sistimatis melalui peniruan dan pengujaran, kemudian berkembanglah perbendaharaan katanya secara berangsur-angsur, bahasanya meningkat, susunan dari pola kalimatnya bertambah, dan akhirnya anak mampu mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya dengan lancar dan spontan, selanjutnya anak dapat mengekspresikan bahasa melalui pemilihan kata dan penyusunan kalimat (Ibnu Jinni, 2002).
      Tentang pengertian Bahasa, Lerner, 1988 mengatakan Bahasa merupakan suatu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas mahluk-mahluk lain di bumi, bahasa merupakan sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ajaran, membaca dan menulis.
   Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud, karena bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting.

III.2.1  Metode Belajar Berbicara
     Belajar berbicara adalah suatu keterampilan, dan seperti halnya semua keterampilan, berbicara dapat dipelajari dengan metode yang berbeda, hasil yang paling baik adalah dengan metode pelatihan (training), Ketrampilan bicara yang mungkin dipelajari dengan metode coba dan ralat (Trial and Error) atau dengan meniru model tertentu yang mungkin kurang efektif ketimbang apabila mempelajari melalui pelatihan. Dalam pelatihan, anak tidak hanya di beri model yang baik untuk ditim, tetapi juga menerima bimbingan dan bantuan untuk mengikuti model tersebut dengan tepat.

III.2.2. Hal Penting dalam Belajar Berbicara
1.   Persiapan fisik untuk berbicara Kemampuan berbicara tergantung pada kematangan mekanisme berbicara. Pada waktu lahir, saluran suara kecil, langit-langit mulut datar, dan lidah terlalu besar untuk saluran suara. Sebelum semua sarana itu mencapai bentuk yang sempurna, syaraf dan otot mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi yang diperlukan bagi kata-kata.
2.   Kesiapan mental untuk berbicaraKesiapan mental untuk berbicara bergantung pada kematangan otak, biasanya kesiapan tersebut berkembang diantara umur 12 dan 15 bulan dan dalam perkembangan bicara dipandang sebagai saat dapat diajar.
3.   Model yang balk untuk ditiru Model yang di maksud adalah orang-orang yang ada di lingkungan mereka seperti keluarga, jika mereka kekurangan model, maka mereka akan sulit belajar berbicara.
4.   Bimbingan Yang paling baik untuk bimbingan belajar berbicara adalah, pertama menyediakan model yang baik , kedua mengatakan kata-kata dengan berlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya, ketiga memberikan bantuan mengikuti model dengan membetulkan setiap kesalahan yang mungkin dl buat anak dalam meniru model tersebut.

III.2.3 Tahap anak berbicara sesuai dengan umur
1)    1,5 tahun
Mengucapkan bentuk benda yang di inginkan, mengucapkan 4 hingga 6 kata
2)    1,5 - 2 tahun
Kombinasi ucapan 5 sampai 10 kata, mampu mengkombinasikan kata, seperti ingin minum atau susu lagi
3)    2 - 3 tahun
Kosa kata lebih dari 50 kata, mampu bercakap-cakap dengan kalimat sederhana, menyebut kegunaan benda, warna, mengerti 2 perintah.
4) 3 - 4 tahun
Perkataannya sudah dapat di mengerti, perbendaharaan kata lebih dari 50 kata.

III.2.4 Kemajuan Berbicara Dalam Awal Masa Kanak-Kanak
        Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk-bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat dalam masa bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi mengoceh dan menangis mereka sudah sangat berkurang. Ia mungkin menggunakan isyarat, terutama sebagai pelengkap bagi pembicaraan untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan dan sebagai pengganti bicara.
        Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara, hal ini disebabkan karena dua hal yaitu : pertama, belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya akan lebih mudah mengadakan kontak social dan lebih mudah diterima ebagai anggota kelompok daripada anak yang kemampuan berkomunikasinya terbatas.
        Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat mengemukakan keinginannya dan kebutuhannya atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain cenderung diperlukan sebagai bayi dan tidak berhasil memperoleh kemandirian yang diinginkan.
                Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam belajar berbicara.

III.2.5.  Peningkatan Dalam Keterampilan Berbicara
        Awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas pokok dalam berbicara, yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
        Ada dua bukti yang menjelaskan sebab-sebab yang penting mengapa anak-anak sekarang berbicara lebih daripada anak-anak seusianya pada masa lalu.
        Pertama, orang tua masa kini, terutama para ibu lebih banyak berbicara dengan anak-anak karena mereka lebih banyak mempunyai waktu luang berhubung keluarga semakin mengecil dan adanya alat-alat rumah tangga yang praktis sehingga tidak memerlukan tenaga manusia yang banyak, dan juga karena ibu mengerti pentingnya mamberikan kesempatan kepada anak-ana dan mendorong mereka melakukannya. Karena anak perempuan lebih banyak berada dirumah daripada anak laki-laki yangn lebih sering bermain dengan anak-anak tetangga, maka para ibu lebih banyak berbicara dengan anak perempuannya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengap perkembangan bicara anak perempuan lebih baik daripada anak laki-laki selama masa praekolah.
        Kedua, semakin banyak anak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, semakin besar dorongan untuk berbicara dan semakin banyak contoh yang harus ditiru. Tetapi ini tidak menjamin bahwa secara kualitatif pembicaraan mereka lebih baik. Dalam berbicara dengan temannya anak-anak dapat dan sering menggunakan kata-kata salah ucap dan struktur tata bahasa yang salah. 

III.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Banyaknya Anak Berbicara
1.   Intelegensi
Semakin cerdas anak, semakin cepat ketrampilan berbicara dikuasai sehingga semakin cepat dapat berbicara.
2.   Jenis Disiplin
Anak yang dibesarkan dengan disiplin yang cenderung lemah banyak berbicara daripada anak-anak yang orang tuanya bersikap keras dan berpandangan bahwa “anak-anak harus dilihat tetapi tidak didengarkan.”
3.   Posisi Urutan
Anak sulung didorong untuk lebih banyak berbicara adiknya dan orang tua lebih mempunyai waktu untuk brbicara denagan adiknya.
4.   Besarnya Keluarga
Anak tunggal didorong untuk lebih banyak bicara daripada anak-anak dari keluarga besar dan orang tuanya lebih banyak waktu untuk berbicara dengannya. Dalam keluarga besar, disiplin yang ditegakkan lebih otoriter dan ini menghambat anak-anak berbicara sesukanya.
5.   Status Sosial Ekonomi
Dalam keluarga kelas rendah, kegiatan keluarga cenderung kurang terorganisasi daripada keluarga kelas menengah keatas. Pembicaraan antar anggota keluarga juga jarang dan anak kurang didorong untuk berbicara.

6.   Status Ras
Mutu dan ketrampilan berbicara yang kurang baik pada kebanyakan anak berkulit hitam dapat disebabkan sebagian karena mereka dibesarkan dalam runah-rumah dimana para ayah tiri tidak ada, atau dimana kehidupan keluarga tidak teratur karena banyaknya anak atau karena ibu harus bekerja di luar rumah. 
7.   Berbahasa Dua
Meskipun anak dari keluarga yang berbahasa dua boleh bicara anak dari keluarga berbahasa satu, tetapi pembicaraannya sangat terbatas kalau ia berada dengan kelompok sebayanya atau dengan orang dewasa diluar rumah.
8.   Penggolongan Peran- Seks
Terdapat efek penggolongan peran-seks pada pembicaraan anak sekalipun anak masih berada dalam tahun-tahun prasekolah. Anak laki-laki diharapkan sedikit berbicara dibandingkan dengan anak perempuan. Apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya diharapkan berbeda dari anak perempuan. Membual dan mengkritik orang lain, misalnaya, dianggap lebih sesuai untuk anak laki-laki. Sedangkan anak perempua wajar bila mengadukan ke orang lain.

III.2.7      Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan anak berbicara
1.   Perempuan V laki-laki
Anak perempuan umumnya relatif lebih cepat berbicara dari pada anak laki-laki soalnya perkembangan otak kiri anak perempuan di usia balita (bawah tiga tahun) lebih cepat di banding laki-laki, anak laki-laki lebih menonjol perkembangan motoriknya.
2.   Pola main
Anak perempuan biasanya bermain masak-masakan atau sejenisnya, pola permainan seperti itu memerlukan banyak komunikasi sehingga mendapat tambahan kosakata, anak laki-laki lebih senang bermain tebak-tebakan, mobil mobilan, permainan ini lebih banyak melatih kemampuan motorik anak. Tentu saja yang bergerak cepat adalah tubuhnya bukan bibirnya

III.2.8      Tahap yang dilalui anak dalam berbicara
                1.      Usia 1-3 bulan, bentuk komunikasi pertama bayi pada fase ini adalah menangis, tangisan keras disertai jeritan, bayi biasanya sudah mengeluarkan bunyi-bunyian tetapi belum bermakna, bayi senang mendengarkan suaranya sendiri
                2.      Usia 4 bulan, pada tingkat usia 4 bulan ini, bayi mulai bisa mengoceh, sudah dapat menggabungkan huruf mati dengan huruf hidup(“baba” atau “yaya”). Kata-kata yang di ucapkan masih belum bermakna dan tidak jelas.
                3.      Usia 6-9 bulan, bayi sudah memiliki kemampuan mengoceh dan bernyanyi, bayi bersuara seolah - olah dirinya telah mengerti apa yang disuarakannya
                4.      Usia 10-12 bulan, bahasa tubuh, bayi jug a akan menggunakan bahasa tubuh seperti menarik-narik baju orang lain agar di perhatikan, mencari pegangan dan pelukan saat bayi ketakutan
                5.      Usia 12-15 bulan, pada fase usia ini, bayi biasanya sudah dapat menggunakan satu atau lebih banyak kata-kata dan telah mengerti pula makna dari kata-kata tersebut, mulai menyadari pentingnya berbicara untuk menyampaikan apa-apa yang di inginkan bayi.
                6.      Usia 18 bulan - 2 tahun, satu kalimat lengkap sudah bisa di susun oleh bibir anak, kalimat terdiri dari subjek predikat dan objek, hanya saja susunannya masih terbolak balik, namun sudah dapat di tangkap oleh orang dewasa. Pada fase ini kosa katanya boleh jadi sudah mencapai 200 kata, mampu menggunakan kalimat yang tersusun dari tiga rangkaian kata serta dapat menyanyikan lagu-lagu sederhana, anak sudah mulai berbicara tentang hal-hal yang sederhana, mulai banyak berbicara tentang dirinya, apa yang dia sukai dan yang tidak dia sukai, apa yang dia pikirkan dan dia rasakan








BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL

IV.1 Kerangka Konseptual         










Gambar IV.1 Kerangka konseptual pengetahuan ibu tentang kemampuan bicara pada anak
       
Berdasarkan kerangka konseptual diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu di pengaruhi oleh dua faktor yang meliputi faktor intern (umur, paritas) serta faktor ekstern (pendidikan, pekerjaan). Dengan pengetahuan dan kedua faktor tersebut diharapkan ibu dapat mengerti tentang pengetahuan perkembangan bicara pada anak. Hal tersebut akan mempengaruhi terhadap sikap ibu yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perilaku ibu tentang perkembangan bicara pada anak.

BAB V

METODE  PENELITIAN

V.1.   Jenis Penelitian
      Jenis penelitian ini adalah observasional karena tidak dilakukan terhadap objek penelitian berdasarkan analisis datanya merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan dan berdasarkan waktunya ini adalah penelitian cross sectional. Karena pengamatan dilakukan pada suatu saat saja. Pada saat pengumpulan data di lakukan berdasarkan analisis data penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

22


V.2 Kerangka Kerja
 

     





























Gambar V.1:       Kerangka operasional penelitian pengetahuan ibu tentang  Kemampuan Berbicara Pada Anak




V.3 Populasi,  sampel dan sampling
V.3.1 Populasi
      Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 12-15 bulan yang  ada didusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi sebanyak 35 responden .

V.3.2 Sampel dan sampling
      Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 12-15 bulan yang ada di dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi yang di laksanakan pada tanggal 13 - 30 Agustus 2007 sebanyak 35 respanden dan sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

V.4.  Variable penelitian
          Varibel dalam penelitian ini adalah : pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.

V.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
V. 5.1. Lokasi Penelitian
        Lokasi Penelitian berada di Dusun Tanah Baru RT: 06 / RW: 02 Desa harja mekar kecamatan cikarang barat kabupaten bekasi
V.5.2. Waktu Penelitian
        Waktu penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2007– Januari 2008 dan waktu pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 13 – 30 Agustus 2007.
V.6 Definisi Operasional 
No
Variabel
Kriteria
Katagori
Alat Ukur
Skala Pengukuran
1.
Pengetahuan
Kemampuan responden untuk menjawab dengan benar  tentang perkembangan bicara pada anak
1.      Pengetahuan ibu baik bila menjawab 12-15 soal.
2.      Pengetahuan cukup bila menjawab benar 9-11 soal .
3.      Pengetahuan ibu kurang bila menjawab benar 1-8 soal.
Kuesioner
Ordinal
2.
Umur
Umur responden yang dimulai saat kelahiran sampai tahun dilaksanakan penelitian 
 1.       Masa responden pra produktif (<20 tahun)
 2.      Masa reproduksi produktif (20-35 tahun)
 3.      Masa reproduksi post produktif (>35 tahun )
Kuesioner
Ordinal
3.
Pendidikan
Proses belajar yang perna ditempuh secara formal didalam lembaga pendidikan terakhir yang perna diikuti responden
1.       Pendidikan rendah (tidak sekolah /tamat SD)
2.       pendidikan sedang (tamat SMP /SMA)
3.       Pedidikan tinggi (akademi /PT )
Kuesioner
Ordinal




4.
Pekerjan
Suatu kegiatan aktivitas responden yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selain kegiatan sehari-hari
1. Tidak berkerja (ibu  rumah tangga)
2. Bekerja (Buruh tani, wiraswasta, PNS /ABRI)
Kuesioner
Nominal
5
Paritas
Jumlah anak yang telah dilahirkan oleh ibu
1. Primipara (1 anak)
2. Multipara (2-5 anak)
3. Grande multipara (>5 anak)
kuesioner
ordinal





V.7  Pengumpulan data
V.7.1. Tehnik Pengumpulan Data
  Pengumpulan data dilakukun dengan membagikan kuesioner pada ibu yang mempunyai anak usia 12-15 bulan dan responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.
V.7.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah : kuesioner data umum dan data khusus.

V.8 Prosedur Pengumpulan Data dan Analisis Data
V.8.1 Prosedur pengumpulan data
          Setelah mendapat izin dari Kepala Desa Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi, kemudian dilakukan kepada klien untuk mendapatkan persetujuan dari klien sebagai responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
V.8.2 Analisis Data
Analisis data didasarkan atas jawaban soal yang benar yaitu sebagai berikut:
1.    Pengetahuan baik bila responden menjawab dengan benar 12-15 soal.
                                         12
Ditetapkan jawaban 12 baik karena   _____ x 100% = 80% (76 % - 100%)
                                         15
2.                                Pengetahuan cukup bila responden menjawab 9-11 soal.
                                            11
Ditetapkan jawaban 11 cukup karena   _____ x 100% = 73 % (56 % - 75%)
                                            15
3.                                Pengetahuan kurang bila responden menjawab < 9 soal. 

                                           8
Ditetapkan jawaban 8  kurang karena  _____ x 100% = 53% (< 55 %)
                                           15
(Arikunto, 1998)

V.9. Etika Penelitian dan keterbatasan
      Dalam melakukan  penelitian ini,peneliti mengajukan permhonan persetujuan kepada Bapak kepala  desa  dusu dempel desa pangean kecamatan maduran kabupatan lamongan yang tembusanya kepada unit-unit yang menjadi tempat penelitian.setelah peneliti mendapat persetujuan ,kemudian dilakukan penelitian dengan menekan pada masalah etika yang meliputi:
1.  Informed consent (lembar persetujuan) menjadi responden
Lembar persetujuan akan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan kepada seluruh responden dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ,jika calon responden bersedia maka harus menendatangani lembar persetujuan tersebut dan jika tidak bersedia maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden.
2.  Anonymity (tanpa nama)
Nama subyek tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data  dengan tujuan menjaga kerahasiaan responden,untuk mengetahui keikutsertaannya,peneliti memberikan kode tertentu pada masing-masing lembar pangumpulan data.

3. confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden,untuk mengetahui keikutsertaan, hanya kelompok tertentu yang akan peneliti sajikan, utamanya pada kelompok hash riset.


V.10. Keterbatasan Penelitian
               1.     Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup yang sangat dipengaruhi oleh responden (subjektif).
               2.     Penelitian belum perna melakukan penelitian sihingga kurang mampu mengembangkan wawasan.
               3.     Sampel yang digunakan terbatas sehingga hasilnya kurang sempurna dan kurang memuaskan.



BAB VI
HASIL PENELITIAN

VI.1.                       Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitiuan ini dilakukan di Dusun Tanah Baru RT: 06 / RW: 02 Desa harja mekar kecamatan cikarang barat kabupaten bekasi Dusun Tanah BaruDesa Pangean Kecamatan Maduran terletak disebelah barat kota Lamongan, yang berjarak sekitar 35 Km dari kota Bekasi
Dilihat dari letak geografisnya dusun Tanah Baru merupakan Dusun agraris, dimana masyarakatnya mayoritas petani, meski ada sebagian yang berdagang tetapi untuk sehari – harinya tetap bercocok tanam, dan ada sebagian yang merantau kekota lain. Kehidupan sosial budaya masyarakat dusun Tanah Baruhampir seratus persen  beragama Islam.

VI.2.                       Data Umum
          Data umum dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas responden di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi yang akan disajikan dalam berikut ini :





29
  
VI.5.1.              Umur Responden
Tabel VI.1       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Umur
Frekuensi
Persentase
1.
2.
3.
< 20 tahun
20 – 30 tahun
> 30 tahun
11
21
3
31.4 %
60.0 %
8.60 %
Jumlah
35
100 %
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.1 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar berumur 20-30 tahun sebanyak 60 % (60 responden) dan sebagian kecil berumur > 30 tahun sebanyak 8.60 % (3 responden).

VI.5.2.              Pendidikan Responden
Tabel VI.2       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1.
2.
3.
Tidak sekolah / SD
SMP / SMA
Akademi / PT
11
19
5
31.4 %
54.3 %
14.3 %
Jumlah
35
100 %
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.2 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar berpendidikan SMP/SMA sebanyak 54.3% (19 responden) dan sebagian kecil berpendidikan Akademi/PT sebanyak 14.3 % ( 5 responden).




VI.5.3.              Pekerjaan Responden
Tabel VI.3       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1.
2.
3.
4.
IRT
Buruh tani
Wiraswasta
PNS/ ABRI
3
13
17
2
8.6  %
37.1 %
48.6 %
5.7 %
Jumlah
30
100 %
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.3 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar wiraswasta sebanyak 48.6% (17 responden) dan sebagian kecil yang bekerja PNS/ ABRI  sebanyak 5.7% (2 responden). 

VI.5.4.                                                                                                  Paritas
Tabel VI.4       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Paritas
Frekuensi
Persentase
1.
2.
1 Anak
2-5 Anak
27
8
77.10%
22.90%
Jumlah
35
100 %
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.4 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar yang memiliki 1 anak sebanyak 77.10% (27 responden) dan sebagian kecil yang memiliki anak 2 – 5 anak sebanyak 22.90%               (8 responden).




VI.3.                       Data Khusus 
Data yang menguraikan pengetahuan ibu tenang kemampuan berbicara pada anak usia 12 - 15 bulan di Posyandu Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi yang akan disajikan dalam tabel berikut ini :
VI.3.1.              Data Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan.
Tabel VI.5       Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
8
20
7
22.9  %
57.1 %
20.0  %
Jumlah
35
100 %
  Sumber : Data Primer 2007

Dari tabel VI.5 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebagian besar yang berpengetahuan cukup tentang perkembangan kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan sebanyak 57.1% (20 responden) dan sebagian kecil yang berpengetahuan kurang sebanyak 20 %  (7 responden).







VI.3.2.              Data Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Usia
Tabel VI.6       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan Berdasarkan Umur di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Umur (Tahun)
Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuab Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
N
%
n
%
n
%
n
%
1
2
3
< 20 thn
20 – 35 thn
> 35 thn
4
1
3
36.4
4.8
100
5
15
0
45.5
71.4
0
2
5
0
18.2
23.8
0
11
21
3
100%
100%
100%
Jumlah
7
20
21
60
7
20
35
100%
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.6 dapat dijelaskan bahwa dari 11 responden yang berumur < 20 tahun sebagian besar yang memiliki tingkat pengetahuan tentang tperkembangan kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan adalah cukup sebesar 45.5% (5 responden) dan dari sebagian kecil berpengetahuan baik yaitu 18.2% (2 orang) 21 responden yang berumur    20 – 30 tahun sebagian besar yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 71.4% (1 orang) dan sebagian kecil berpengetahuan baik yaitu 4.8, dari 3 responden yang berumur > 35 tahun sebagian besar yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 100%      (3 responden).
Bahwa responden yang berusia > 35 tahun seluruhnya 100% mempunyai pengetahuan baik tentang pengetahuan kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan.

VI.3.3.              Data Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbiara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Pendidikan
Tabel VI.7       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan Berdasarkan Pendidikan di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Pendidikan
Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuab Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
N
%
n
%
1
2
3
SD
SMP/ SMA
Akademi/ PT
1
3
4
9.1
15.8
80.0
6
13
1
54.5
68.4
20
4
3
0
36.4
15.8
0
11
19
5
100%
100%
100%
Jumlah
7
20
21
60
7
20
35
100%
Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.7 dapat dijelaskan bahwa dari 11 responden  yang berpendidikan SD sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang perkembangan kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan sebanyak 54.5 % (6 responden) dan sebagian kecil berpengetahuan baik 9.1% (1 orang) dari 19 responden yang berpendidikan SMP/ SMA sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 68.4%     (13 responden) sebagian kecil berpengetahuan baik 15.8% (3 orang) , dari 5 responden yang berpendidikan Akademi / PT sebagian besar memiliki pengetahuan baik sebanyak 80%  (5 responden) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang (0 %).
Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin baik pula pengetahuan ibu tentang perkembangan bicara pada anak usia 12-15 bulan.
VI.3.4.              Data Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbiara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Pekerjaan
Tabel VI.8       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Pekerjaan
Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuab Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
N
%
n
%
n
%
1.
2.
3.
4.
IRT
Buruh tani
Wiraswasta
PNS/ABRI
1
2
3
2
33.3
15.4
17.6
100
2
8
10
0
67.7
61.5
58.8
0
0
3
4
0
0
23.1
35.5
0
3
13
17
2
100%
100%
100%
100%
Jumlah
30
83,3
2
6,7
3
10
30
100%
  Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.8 dapat dijelaskan bahwa dari 3 responden yang tidak bekerja / ibu rumah tanggal sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 67.7% (2 responden) dan tidak ada yang memmpunyai pengetahuan kurang (0%). Dari 13 responden yang bekerja buruh tani sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 61.5% (8 responden) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan baik yaitu 15.4% (2 orang), dari 17 responden yang bekerja wiraswata sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 58.8% (10 responden) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan baik 17.6% (3 orang) dari 2 responden yang bekerja sebagai PNS/ ABRI sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 100% (2 responden).
Responden yang memiliki pengetahuan 100% baik adalah responden yang bekerja sebagai PNS/ABRI.

VI.3.5.              Data Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Paritas
Tabel VI.9       Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan Berdasarkan Paritas di Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 Juli – 12 Agustus 2007

No
Paritas
Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuab Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
N
%
n
%
1
2
1 Anak 
2 – 5 anak
2
6
3.7
75.0
19
1
70.4
12.5
6
1
22.2
12.5
27
8
100%
100%
Jumlah
7
83,3
2
6,7
3
10
30
100%
  Sumber : Data Primer 2007
Dari tabel VI.9 dapat dijelaskan bahwa dari 27 responden yang memiliki 1 anak sebagian besar memiliki pengetahuan cukup tentang perkembangan kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan sebanyak 70.4% (20 responden) dan sebagian kecil berpengetahuan baik 3,7% (2 orang), dari 8 responden yang memiliki anak 2 – 5 anak sebagian besar tingkat pengetahuan baik sebanyak 75% (6 responden).
Semakin banyak anak yang dimiliki ibu semakin baik pula pengetahuan ibu tentang perkembangan bicara pada anak usia 12-15 bulan.




BAB VII
PEMBAHASAN

VII.1.                   Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 bulan.
        Berdasarkan tabel VI.5 menunjukkan bahwa dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 57.1% responden (20 responden)
     Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Upaya untuk merubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku sehat dapat berlangsung lama.

VII.2.                   Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Usia
     Berdasarkan tabel VI.6 menunjukkan bahwa yang mempunyai pengetahuan baik tentang kemampuan berbiara pada anak usia 12 – 15 bulan sebagian besar adalah responden yang berumur > 35 tahun (100%).
37
  
     Menurut Nursalam dan Pariani (2001) dari segi kepercayaan  masyarakat seseorang yang lebih dewasa juga akan lebih percaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangannya.  
     Kenyataan hasil peenlitian menunjukkan bahwa yang berumur               > 35 tahun mempunyai pengetahuan baik dimana umur seseorang telah memiliki kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangannya. Tingkat pengetahuan selain dipengaruhi oleh umur juga ada faktor lain diantaranya adalah pengalaman ibu yang mempunyai anak lebih dari 2 anak secara langsung dan informasi yang diperoleh dari poster, media cetak meliputi majalah, buletin, surat kabar, serta media elektronika melalui radio, komputer maupun televisi.

VII.3.                   Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel VI.7 menunjukkan bahwa yang mempunyai pengetahuan baik sebagian besar adalah responden yang berpendidikan Akademi/PT (80 %).
Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan diperoleh melalui proses belajar yang khusus diselenggarakan dalam jangka waktu, tempat dan kurikulum tertentu, tetapi dapat pula diperoleh dari bimbingan-bimbingan untuk mempertinggi kemampuan atau keterampilan yang khusus.
Kenyataan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan Akademi/PT mempunyai pengetahuan yang baik tentang tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan. Latar belakang pendidikan formal responden rata-rata baik sehingga tidak akan sulit untuk mencerna pesan atau informasi yang disampaikan.

VII.4.                   Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Pekerjaan
Berdasarkan tabel VI.8 menunjukkan bahwa yang mempunyai pengetahuan baik adalah responden yang bekerja sebagai PNS/ABRI (100%).
Menurut Notoatmodjo (2003), dengan bekerja seseorang dapat  berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman. Dan menurut Notoatmodjo (1997) bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan waktu dan tenaga untuk  menyelesaikan pekerjaannya.
Kenyataan hasil penelitian menunjukkan responden dengan pekerjaan PNS/ABRI mempunyai pengetahuan baik. Hal ini dikarenakan dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan berbagai pengalaman, dan bisa menerima informasi dari luar atau dari lingkungan bekerja. Meskipun terikat jam kerja mereka bisa menambah pengetahuan dengan cara mengikuti penyuluhan dan seminar-seminar, bertukar pengalaman dengan teman, informasi dari media massa, tabloid, televisi atau mengikuti kegiatan yang ada dilingkungannya pada saat hari libur.





VII.5.                   Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kemampuan Berbicara Pada Anak Usia 12 – 15 Bulan Berbasarkan Paritas
Berdasarkan tabel VI.9 menunjukkan bahwa yang mempunyai pengetahuan baik adalah responden yang memiliki anak 2 – 5 anak sebesar (75%)
Menurut Notoatmodjo (2002) pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara antara lain berdasarkan pengalaman pribadi merupakan cara memperoleh kebenaran pengetahuan. Kemampuan untuk menyimpulkan mengenai aturan dan membuat prediksi berdasarkan banyaknya informasi yang dimiliki responden umumnya ditentukan oleh graviditas melalui pengetahuan atau pengalaman dari kehamilan terdahulu.
Kenyataan hasil penelitian menunjukkan responden dengan memiliki anak 2 – 5 anak mempunyai pengetahuan baik. Hal ini  dikarenakan seseorang yang sudah pernah melahirkan akan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak tentang mendidik anak untuk bisa berbicara, karena bisa dipakai untuk pengalaman



BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1.                   Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12 – 15 bulan di Posyandu Mawar Dusun Tanah baru Desa Harja mekar Kecamatan cikarang barat Kabupaten Bekasi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Pengetahuan responden tentang kemampuan berbicara pada anak pada usia 12 – 15 bulan sebagian besar berpengetahuan cukup sebesar 57.1%.
2.    Pengetahuan responden tentang kemampuan berbicara pada anak pada usia 12 – 15 bulan berdasarkan umur sebagian besar berpengetahuan baik pada responden yang berumur > 35 tahun sebesar 100%.
3.    Pengetahuan responden tentang kemampuan berbicara pada anak pada usia 12 – 15 bulan berdasarkan pendidikan sebagian besar berpengetahuan baik yang berpendidikan Akademi / PT sebesar 80%.
4.    Pengetahuan responden tentang kemampuan berbicara pada anak pada usia 12 – 15 bulan berdasarkan pekerjaan sebagian besar berpengetahuan baik yang bekerja sebagai PNS / ABRI sebesar 100%.
5.    Pengetahuan responden tentang kemampuan berbicara pada anak pada usia 12 – 15 bulan berdasarkan paritas sebagian besar berpengetahuan baik yang memiliki 2 – 5 anak sebesar 75%.


41
  
VII.2.                   Saran
1.   Bagi Peneliti
Agar lebih menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak.
2.   Bagi Masyarakat
Hendaknya meningkatkan pengetahuannya melalui media informasi dengan membaca buku-buku kesehatan dan konsultasi tentang mendidik anak tentang kemampuan berbicara.
3.   Bagi Institusi
Institusi pendidikan agar lebih meningkatkan pembelajaran dan pelatihan konseling tentang pendidikan anak usia 12 – 15 bulan



KUESIONER
Judul: Pengetahuan ibu tentang kemampuan berbicara pada anak usia 12-15 bulan
No. responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk umum :


1.   Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang paling anda anggap benar!
2.   Nomor responden diisi oleh petugas
3.   Tanggal pengisian diisi oleh petugas
4.   Periksalah jawaban sebelum mengumpulkan, jangan sampai ada yang terlewatkan

I.     Data Demografi
a.    Umur                       < 20 tahun
20-30 tahun
> 35 tahun

b.   Jumlah anak            1 anak
2 anak
3 anak
> 3 anak

c.    Pendiikan                SD
SLTP
SLTA
Akademi/PT

d.   Pekerjaan                Ibu Rumah Tangga
Tani
Guru
Pedagang
Lain-lain
II.  Pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang perkembangan berbicara pada anak usia 12-15 bulan
1.   Pengertian anak adalah …..
a.    Seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah
b.   Seseorang yang sudah bisa melakukan kegiatan sendiri dan tidak memerlukan bantuan orang lain
c.    Seseorang yang terkumpul dan tinggal di dalam satu tempat/atap
d.   Benar semua

2.   Apa yang bisa / uamg diucapkan anak dengan usia 12 bulan adalah …..
a.    Bisa memanggil papa, mama
b.   Bisa meminta minum dengan kata-kata (susu)
c.    Bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas
d.   Jawaban a dan b benar

3.   Kemampuan anak pada usia 12-15 bulan yang bisa anak ucapkan adalah …..
a.    Mampu mengkombinasikan kata-kata
b.   Perkataan sudah dapat dimengerti
c.    Mampu bercakap-cakap dengan kalimat sederhana
d.   Benar semua

4.   Fakor-faktor apa saja yang mempengaruhi anak dalam berbicara …..
a.    faktor keturunan
b.   faktor lingkungan
c.    faktor gizi
d.   benar semua

5.   Kenapa anak perempuan umumnya relative lebih cepat berbicara daripada anak laki-laki …..
a.    Perkembangan otak kiri perempuan lebih cepat di usia balita
b.   Perkembangan otak kiri laki-laki lebih cepat di usia balita
c.    Perkembangan otak kanan dan otak kiri pada perempuan dan laki-laki lebih cepat diusia balita daripada usia dewasa
d.   Benar semua

6.   Pada tahap anak berbicara yang sesuai dengan umur 14 bulan yang baru bisa diucapkan adalah …..
a.    Mengucapkan benda yang diinginkan dan mengucapkan 2-3 kata
b.   Mengkombinasikan 5 sampai 10 kata dan mampu mengkombinasikan kata seperti ingin minum susu atau minta makan
c.    Perkatannya sudah dapat dimengerti dan kata yang di ucapkan lebih dari 10 kata
d.   Benar semua



7.   Tahap-tahap yang dilalui anak dalam berbicara dengan usia 15 bulan adalah …..
a.    Anak sudah baik mengucapkan kata-kata dan susunan kata sudah jelas tidak terbolak-balik
b.   Anak sudah bisa mengucapkan satu atau lebih dari dua kata dan bisa mengucapkan apa yang di inginkan walaupun kata-katanya belum lengkap
c.    Anak baru bisa mengucapkan kata-kata yagn belum bisa dimengerti atau hanya 1 atau 2 kata saja
d.   Benar semua

8.   Hal –hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan berbicara pada anak …..
a.    pengaruh social
b.   persiapan fisik berbicara
c.    pengaruh ekonomi
d.   benar semua

9.   Pada usia berapa anak bisa menggunakan bahasa tubuh dan mengucapkan 1 atau 2 kata …..
a.    Usia 1-3 bulan
b.   Usia 4 bulan
c.    Usia 12 bulan
d.   Benar semua

10.         Factor-faktor apa yang mempengaruhi anak berbicara …..
a.    besarnya keluarga
b.   intelegensi
c.    status social ekonomi
d.   benar semua

11.         Hal-hal penting dalam belajar berbicara apa yang dibituhkan anak usia 12-15 bulan …..
a.    persiapan fisik untuk berbicara
b.   persiapan mental untuk berbicara
c.    persiapan model untuk di tiru dan di bombing
d.   benar semua

12.         Apakah yang bisa diucapkan pada anak usia 14 bulan …..
a.    bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas
b.   bisa menggunakan 2-4 kata walaupun tidak lengkap
c.    bisa menggunakan kata-kata yang diinginkan
d.   benar semua





13.         Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam berbicara adalah …..
a.    factor keturunan
b.   factor alam
c.    factor pikiran
d.   benar semua

14.         Kemampuan anak berbicara pada usia 13 bulan adalah ……
a.    Mampu mengunakan  2-3 kata walaupun tidak lengkap
b.   Mampu menyusun kalimat sederhana dengan benar dan jelas
c.    Mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas
d.   Benar semua

15.         Fase-fase perkembangan bicara pada anak usia 12 bulan dimulai dari apa saja …..
a.    jeritan-tarikan ocehan
b.   Sosbut (Social Budaya)
c.    factor hormonal
d.   benar semua

“Semoga Dapat Bermanfaat”
Untuk Kti Dengan Tema Lain Silahkan Invite Ym: aah_biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar